Kamis, 13 November 2008

MODEL INKUIRI KUALITATIF

Bab ini menjelaskan tentang model inkuiri kualitatif yang terdiri dari: a) Model Inkuiri interaktif Kualitatif yang meliputi Etnografi, Fenomenologi, Teori Mendasar, dan Studi Kritis. b) Model Inkuiri Noninteraktif, c) Teknik Pengumpulan data yang meliputi teknik kuanlitatif dan teknik kualitatif.

1.1 Model Inkuiri Kualitatif
Model Inkuiri kualitatif dapat digolongkan menjadi dua yaitu interaktif dan noninteraktif. Model Inkuiri kualitatif ini penting karena mempunyai suatu sejarah yang terkemuka, dalam satu disiplin dan jurnal yang telah terkenal, buku, dan metodologi khusus yang menggolongkan pendekatannya. Model Inkuiri kualitatif sering ditemukan di jurnal-jurnal, mendukung metodologi yang seksama dan sistematis. Mengilustrasikan keanekaragaman pada laporan penelitian, peran peneliti, dan teknik-teknik pengumpulan data.
1.1.1 Inkuiri interaktif Kualitatif
Inkuiri interaktif kualitatif merupakan suatu pendalaman studi yang mempergunakan teknik face-to-face (bertatap muka) untuk mengumpulkan data dari orang-orang yang diteliti. Para peneliti kualitatif membangun suatu kompleks, gambar holistic dengan uraian perspektif penutur asli yang terperinci. Beberapa peneliti kualitatif mendiskusikan secara terbuka nilai-nilai tersebutdan kemudian membentuk naratifnya. Para peneliti interaktif menguraikan konteks studinya, serta menggambarkan perspektif yang berbeda dari fenomena, dan secara terus menerus meninjau kembali pertanyaan dari pengalaman mereka di bidang tersebut.
Inkuiri interaktif kualitatif mencakup:
A. Etnografi
Etnografi adalah suatu uraian dan penafsiran dari suatu kebudayaan atau kelompok sosial atau sistem. Walaupun ada perselisihan paham yang pantas dipertimbangkan tentang makna dari istilah “budaya”, pada dasarnya pola tindakan yang dipelajari meliputi, bahasa, kepercayaan, upacara agama, dan jalan hidup. Sebagai suatu proses, Etnografi meliputi perpanjangan bidang kerja dengan mengunakan observasi dan wawancara sederhana. Ada beberapa macam perbedaan Etnografi. Hal ini mengingat banyak para ahli Antropologi mengerjakan observasi peserta di dalam ilmu pengetahuan suatu budaya etnografik, para peneliti di bidang pendidikan menggunakan teknik tersebut untuk menghasilkan mikroetnografis (Erickson, 1973; Lecompte & Preissle, 1993; Wolcott, 1995). Mikroetnografi adalah suatu studi observasi yang merupakan salah satu aspek peserta suatu komponen kebudayaan (pendidikan) seperti para peserta di dalam suatu aktivitas di bidang pendidikan, yaitu suatu kelas atau kota para peserta di dalam suatu program inovatif. Jika studi tersebut adalah suatu ujian dari suatu aktivitas sangat spesifik secara menyeluruh, atau dari suatu unit yang sangat kecil di dalam suatu organisasi atau dari pemikiran praktis sehari-hari dan percakapan yang biasa, hal itu adalah suatu Etnometolologi (Schwandt, 1997).
B. Fenomenologi
Fenomenologi merupakan suatu Filsafat ilmu pengetahuan dan suatu model Inkuiri. Studi fenomelogi ini menjelaskan arti pengalaman hidup. Peneliti mengumpulkan data, bagaimana individu mengerti situasi atau pengalaman tertentu. Tujuan fenomenologi adalah untuk membentuk pengalaman hidup ke dalam deskripsi (Van Manen, 1990, hal. 36). Teknik khusus merupakan wawancara antara informan dan peneliti mengarahkan untuk memahami cara pandang informan pengalaman hidupnya terhadap penomena (Moustakas, 1994; Seidman, 1998). Studi membolehkan pembaca untuk memahami konsep secara penuh yang tekait pengalaman tertentu, seperti memperoleh suatu cacat fisik ketika dewasa atau seorang anak muda meneruskan hidup bersama satu orangtua akibat perceraian.
Mengingat beberapa studi “kasus” sebagai suatu objek studi (Stake, 1995), dan ahli yang lain mempertimbangkan suatu metodologi yang dipertimbangkan (Yin, 1994). Suatu studi kasus menguji suatu sistem atau suatu kasus dari waktu ke waktu secara detail dengan memanfaatkan berbagai sumber data dalam suatu penelitian. Kasus bisa jadi suatu program, suatu peristiwa, suatu aktivitas, atau individu membatasi tempat dan waktunya. Para peneliti memilih kasus karena keunikannya atau kasus mengambarkan kesungguhan (Stake, 1995).
C. Grounded Theory ‘Teori Mendasar’
Penelitian kualitatif merupakan penelitian deskripsi dan menganalisis fenomena dengan teori yang mendasar untuk mengembangkan konsep secara mendetail (Glaser & Strauss, 1967; Strauss & Corbin, 1998). Istilah teori yang mendasar sering digunakan dalam penelitian nonspesifik untuk mengacu pada pendekatan apapun dalam membentuk gagasan teoretis yang diawali dengan data. Akan tetapi metodologi teori mendasar merupakan rancangan prosedur yang teliti untuk menghasilkan teori inti.
Beberapa peneliti mempertimbangkan teori mendasar untuk dijadikan modifikasi pengenalan analsis yang diawali oleh teori sehingga menjadi hipotesis kerja yang diuji terhadap kasus yang berbeda. Karena hasil masing-masing dikunjungi, pengumpulan data lebih dibatasi pada dimensi tertentu dari kategori informasi tersebut. Yang dimodifikasi induksi/pelantikan analitis sering dilaksanakan di dalam studi multi-site yang memanfaatkan pengamatan peserta (Bodgan & Biklen, 1998).
D. Studi Kritis
Model inkuiri digambarkan dari teori kritis, yaitu teori yang memperjuangkan hak perempuan, lomba teori, dan perspektif postmodern, yang berasumsi bahwa pengetahuan adalah subjektif. Para peneliti ini juga memandang masyarakat sebagai susunan yang sangat utama dengan kelas dan status, seperti ras, etnik, jenis kelamin, dan orientasi seksual (Lather, 1991). Peneliti bersikap kritis curiga dari banyak model Inkuiri untuk mengabaikan hubungan kekuatan tersembunyi dalam teknik pengumpulan data dan untuk tidak termasuk cara-cara lain dari pengetahuan (Murshall & Rossman, 1999). Sedangkan, riset kesukuan memperjuangkan hak perempuan berpusat pada jenis kelamin dan ras sebagai masalah suatu studi, paham postmodern dan teori kritis yang bertujuan untuk lebih memusatkan pada masyarakat dan institusi sosial. Sebagian besar kritik riset tradisional kualitatif diterapkan; terletak pada analisis naratif, riset di bidang ilmu, Etnografi kritis, keikutsertaan-riset di bidang ilmu, dan riset memperjuangkan hak perempuan.
Studi kritis dimulai dengan kesanggupan untuk menunjukkan manipulasi sosial dan tekanan serta mengubah struktur sosial yang menekan. Mereka sering mempunyai tujuan pembebasan yang tegas (eksplisit) salah satunya melalui dukungan kritik atau melalui pembelaan dan tindakan secara langsung diambil oleh peserta atau peneliti. Seorang peneliti boleh mengidentifikasi jenis kelamin, ras, usia, etniknya, status sosial, dan posisi politik untuk menginformasikan pembaca bahwa penafsiran tidak hanya menilai (Carspecken, 1996; Rossman & Rallis, 1998).
Dua klarifikasi berikut adalah penting. Pertama, Cara Inkuiri ini tidak terlalu mementingksn model diskrit walupun tiap dapak metodologi telah dibedakan. Model Inkuiri berbeda dalam tujuan, kepentingnya teori, memurnikan disiplin ilmu, teknik mengumpulkan data, aturan peneliti, dan format cerita dari laporan. Karena beberapa hal ada yang tumpang tindih diantara yang terpilih empat kualitatif “tradisional”, tradisi kualitatif, mendominasi cara Inkuiri untuk dinyatakan studi. Sebagai contoh, Etnografi dari suatu sistem berbudaya dan studi kasus kedua-duanya dari suatu sistem yang membatasi sistem investigasi secara khusus. Bagaimanapun, suatu Etnografi (kecuali, Etnografi-mikro) menguji suatu sistem berbudaya; suatu studi kasus berpusat pada unit yang lebih kecil seperti suatu aktivitas atau peristiwa dan tidak menyelidiki topik yang membatasi pada bidang perilaku budaya, upacara agama, atau kepercayaan (Creswell, 1998). Dengan demikian, suatu studi kelas tunggal (Etnografi-mikro) boleh jadi didekati sebagai studi kasus atau sebagai suatu studi Etnografi di dalam salah satu komponen suatu budaya (pendidikan). Suatu pengujian yang seluruhnya berbeda dari kelas tunggal akan menjadi suatu studi kritis.
Kedua, kita menggunakan istilah desain studi kasus untuk mengacu pada “kasus” tunggal, dipelajari dengan sungguh mendalam, berlawanan dengan didesain secara eksperimental dan noneksperimental dimana kelompok dibandingkan sampai analisis statistik. Pada desain kualitatif, suatu “kasus” menjadi satu-satunya peristiwa atau kesatuan yang menguji dengan sungguh mendalam. Hal ini bisa jadi perorangan, satu kelompok para siswa, suatu sekolah, suatu program, atau suatu konsep. Desain studi kasus dapat digunakan untuk semua riset kualitatif tradisional dan nontradisional, dan riset kualitatif interaktif dan noninteraktif. Studi kasus mendesain, kemudian, tidak hanya sama halnya dengan cara Inkuiri studi kasus.
1.2 Inkuiri Noninteraktif
Model Inkuiri noninteraktif, merujuk pada penelitian analitis, menyelidiki konsep dan peristiwa historis melalui suatu analisis dokumen. Para peneliti mengidentifikasi studi, lalu manyatukan data untuk menyediakan suatu pemahaman konsep atau suatu peristiwa masa lampau yang boleh atau tidak boleh akan menjadi tampak secara langsung. Dokumen yang dibuktikan keasliannya merupakan sumber utama dari data. Peneliti menginterpretasikan “fakta” untuk menyediakan penjelasan tentang masa lampau dan menjelaskan makna kolektif di bidang pendidikan yang bisa jadi praktik isu dan arus dasar.
Contoh dai penelitian analitis termasuk analisis konsep dan analisis sejarah. Analisis konsep adalah merupakan studi konsep kependidikan seperti – “pembelajaran”, “kelompok kemampuan,” “kepemimpinan” untuk menguraikan makna yang berbeda dan penggunaan yang sesuai dari konsep itu. Analisis sejarahmeliputi kumpulan sistem dan kritisme dokmen yang dijelaskan setelah kejadian. Sejarawan pendidikan mempelajari program kependidikan, praktik, institusi, orang-orang, kebijakan, dan pergerakan. Hal ini ditafsirkan yang biasanya dalam konteks sejarah, ekonomi, sosial, militer, kecenderungan teknologi, dan politik. Pengujian analisis menyebabkan tindakan lebih lanjut,sering dikaitkan antara kejadian sekarang .

1.3 Teknik-teknik Pengumpulan Data
Model lain untuk mengelompokan penelitian adalah dengan menguji teknik yang digunakan di dalam studi untuk mengumpulkan data. Salah satu perbedaan pokok pendekatan kuantitatif adalah berupa angka-angka untuk menguraikan fenomena, sedangkan teknik kualitatif menggunakan uraian naratif. (Beberapa studi menggunakan teknik koleksi data kualitatif, bagaimanapun, digunakan angka-angka untuk meringkas penemuan.) Sedangkan kebanyakan dari teknik Inkuiri mendesain riset yang lebih spesifik pada teknik. Hampir semua desain eksperimental menggunakan teknik kuantitatif, dan kebanyakan desain studi kasus menggunakan teknik kualitatif. Di bawah Anda akan menemukan pendahuluan terhadap setiap teknik.Lebih rinci lagi akan dijelaskan dalam bab selanjutnya.
Teknik Untuk Mengumpulkan Data
Kuantatif Kualitatif
Type Obsevasi terstruktur
Wawancara Terstruktur
Tes tertulis
Kuisoner
Penilaian alternatif Obsevasi peserta
Obsevasi lapangan
Wawancara mendalam
Dokumen dan artefak
Teknik tambahan
Karakteristik Instrumen digunakan dalam pengumpulkan data
Data ditampilkan dalam bentuk angka
Keputusan apiori dalam prentasi data


Data berupa satu bentuk responden ditentukan dengan instrument

Data dihitung dan diuraikan secara statistic
Pengertian diperoleh dari pekerjaan produser statistik Data dikumpilkan tanpa status instrument
Data ditampilkan dalam bentuk kata-kata
Bukan merupakan keputusan apriori pada persentasi data; tergantung pada data yang dikumpulkan
Data dapat berupa banyak bentuk – bidang, dokumen, catatan wawancara, rekaman, kaset, dan artepak
Perhitungan terbatas pada menolong mengidentifikasi pola; digunakan untuk mendukung pangertian kualitatif

1.3.1 Teknik-teknik Kuantitatif
Teknik kuantitatif menekankan berdasarka pada prasangka kategori untuk mengumpulkan data dalam wujud angka-angka. Tujuannya adalah untuk menyediakan uraian, hubungan, dan penjelasan statistik. Teknik kuantitatif digunakan dalam desain eksperimental, deskriptif, dan korelasional sebagai cara untuk meringkas sebagian besar pengamatan dan untuk menandai sesuai jumlah kesalahan dalam melaporkan dan mengumpulkan data.
A. Observasi yang tersusun
Semua riset memerlukan beberapa macam pengamatan tentang orang-orang, berbagai hal, atau proses. Apa yang kita miliki berkaitan dengan observasi yang tersusun, bagaimanapun, merupakan berbagai macam pengumpulan data tertentu, para peneliti secara langsung mengamati, yang berhubungan dengan pendengaran dan penglihatan, beberapa peristiwa, kemudian secara sistematis arsip diamati hasilnya. Peninjau telah mengantisipasi kategori spesifik dari perilaku yang hendak direkam; menjadi apa atau dia akan mengamati ditentukan sebelum riset diselenggarakan. Pada umumnya; unit tingkah laku dikenali dan suatu proses sistematis dari merekam digunakan untuk mengecek atau perilaku spesifik. Sebagai contoh, peninjau boleh merekam berapa kali para siswa menjawab pertanyaan, jenis pertanyaan yang diminta, atau berapa lama guru lari bereaksi terhadap setiap pertanyaan.
B. Wawancara terstruktur
Pada suatu wawancara ada interaksi langsung secara lisan antara pewawancara dan orang yang diwawancarai. Suatu wawancara tersusun merupakan suatu lisan, administrasi suatu standard satuan pertanyaan yang disiapkan sendiri di depan. Pada umumnya pertanyaan adalah tanggapan-terpilih atau semistruktur. Ketika diminta suatu pertanyaan dengan tanggapan-terpilih, orang yang diwawancarai memilih tanggapan alternatif yang disajikan oleh pewawancara. Pertanyaan yang semistruktur diutarakan untuk mengizinkan tanggapan unik untuk subjek masing-masing. Dengan mengabaikan jenis pertanyaan, tanggapan adalah mengkode, menyusun tabel, dan meringkas sesuai nomornya.
C. Angket
Daftar pertanyaan meliputi berbagai instrumen dimana orang yang diwawancarai bereaksi terhadap pertanyaan tertulis untuk menimbulkan reaksi, kepercayaan, dan sikap. Peneliti memilih atau membangun satu set pertanyaan yang sesuai dan mempertanyakan orang yang diwawancarai untuk menjawabnya, pada umumnya dalam suatu bentuk yang mempertanyakan orang yang diwawancarai untuk memeriksa tanggapan (contoh, ya, tidak, mungkin). Hal ini merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan data yang sangat umum pada riset di bidang pendidikan, dan kebanyakan survei penelitian menggunakan daftar pertanyaan. Daftar pertanyaan tidaklah perlu lebih mudah teknik yang lain dan harus dikerjakan secara hati-hati.
D. Tes tertulis
Di dalam suatu tes membaca dan menulis responden itu menjawab serangkaian pertanyaan yang dicapai secara objektif. Bentuk materi khusus meliputi pilihan berganda, menjodohkan, betul-salah, dan penyelesaian. Hasil skor tes digunakan sebagai data. Karena jenis tes ini sesungguhnya dibentuk dengan baik dan mempunyai kualitas kekuatan teknis, skor tes sering digunakan pada riset di bidang pendidikan sebagai ukuran dari prestasi siswa. Bagaimanapun, ketika kita akan melihat bab selanjutnya, perhatian diperlukan ketika menggunakan jenis ukuran ini.
E. Penilaian alternatif
Penilaian alternatif merupakan ukuran prestasi yang memerlukan demonstrasi suatu kecakapan atau keterampilan dengan mempunyai responden yang menciptakan, menghasilkan, atau melakukan sesuatu. Salah satu jenis penilaian alternatif adalah berdasarkan-prestasi, seperti suatu pembuatan keterampilan berbicara, menulis suatu tulisan, membuat suatu presentasi yang berbakat musik, demonstrasi, pencapaian atletik, dan proyek lain. Portfolio melembagakan jenis penilaian alternatif yang lain. Banyak penilaian alternatif adalah autentik, mencerminkan permasalahan dan konteks hidup-nyata. Sedangkan penilaian alternatif sudah menjadi populer di tahun terakhir; sebagai teknik untuk digunakan dalam pendekatan riset ini adalah penuh dengan berbagai kesulitan teknis. Hal ini terutama karena sifat hubungan membuat angka dari hasil atau prestasi itu

1.3.2 Teknik-Teknik Kualitatif
Seperti ditandai pada teknik yang lebih awal, pengumpulan data kualitatif dalam wujud kata-kata dibandingkan angka-angka. Studi menyediakan suatu pemerinci uraian naratif, analisis, dan penafsiran gejala. Peneliti paling interaktif kualitatif mempekerjakan beberapa teknik dalam suatu studi, tetapi pada umumnya memilih salah satu seperti metode pusat. Sampai taraf tertentu, pengamatan peserta, pengamatan, dan pewawancara menjadi bagian dari semua riset interaktif. Strategi lain yang digunakan untuk lampiran atau untuk meningkatkan kredibilitas dari penemuan itu. Riset noninteraktif terutama tergantung pada dokumen. Teknik kualitatif menyediakan uraian lisan untuk melukiskan kesempurnaan dan kompleksitas dari peristiwa yang terjadi yang dialami menentukan perspektif peserta. Suatu ketika dikumpulkan, data dianalisis secara induktif menghasilkan penemuan.
A. Observasi Peserta
Observasi peserta adalah suatu teknik interaktif dari “berpartisipasi” sampai taraf tertentu secara alami terjadi situasi di atas pada suatu waktu yang diperluas dan penulisan catatan bidang yang luas untuk menguraikan apa yang terjadi. Peneliti tidak mengumpulkan data untuk menjawab suatu hipotesis spesifik; melainkan penjelasan diperoleh secara induktif dari catatan bidang tersebut. Karena konteks observasi tersebut adalah penting, peneliti itu berhati-hati terhadap peran dokumennya baik laki-laki maupun perempuan di dalam situasi dan efek apa yang bisa jadi dimiliki atas penemuan tersebut. Kebanyakan bidang para pekerja menetapkan suatu jarak respek dari para informan tersebut– menanamkan empati, tetapi bukan simpati, hubungan, tetapi bukan persahabatan, keakraban, tetapi tidak pernah “hidup sebagai penduduk asli” (Schwandt, 1997). Bagaimanapun, para peneliti lain, karena mereka menghabiskan waktu yang pantas dipertimbangkan di dalam pengaturan, juga mengetahui dari pengalaman mereka sendiri di dalam pengaturan. Cerminan pribadi ini terintegrasi ke dalam analisis yang muncul dari kepentingan kelompok sosial. Riset kolaboratif dan keikutsertaan memperkenalkan dugaan dari keikutsertaan aktif oleh peneliti dan berbagi peran riset dengan para peserta. Pada setiap variasi dari observasi peserta, peran riset dibentuk pada awal studi lalu dimonitor dengan dokumentasi.
B. Observasi Lapangan
Suatu teknik pokok untuk riset yang paling kualitatif adalah, observasi langsung bidang, saksi mata memegang buku dari tindakan sosial sehari-hari dan duduk mengambil bentuk dari catatan bidang. Observasi bidang kualitatif memperinci uraian tentang peristiwa, orang-orang, tindakan, dan objek dalam menentukan sesuatu. Observasi bidang digunakan di dalam pengumpulan data yang interaktif, seperti observasi peserta dan pewawancaraan yang mendalam. Yang terdahulu, peneliti bersandar pada observasi seksama sebagai ia atau dia pada awalnya menyelidiki beberapa ruang lingkup minat pada suatu lokasi, memilih hal itu untuk mempelajari secara detail, dan mencari-cari pola perilaku dan hubungan. Kemudian, peneliti mencatat bahasa tubuh nonverbal dan ekspresi dari orang yang sedang diwawancarai untuk membantu menginterpretasikan data lisan.
C. Wawancara Mendalam.
Suatu wawancara yang mendalam sering ditandai sebagai percakapan dengan suatu tujuan. Peneliti bisa jadi menggunakan suatu protokol atau pemandu wawancara yang umum, tetapi tidak satu satuan pun pertanyaan spesifik yang susunan katanya dengan tepat sama untuk tiap-tiap wawancara. Melainkan, ada beberapa pertanyaan umum, dengan garis lintang yang pantas dipertimbangkan untuk mengejar suatu cakupan luas dari topik. Orang sedang diwawancarai dapat membentuk isi dari wawancara dengan memusatkan pada topik dari arti penting atau minat. Sesungguhnya, peneliti pada umumnya mendorong orang untuk berbicara secara detail tentang ruang lingkup minat. Di dalam wawancara yang mendalam secara khusus berlangsung satu jam atau lebih. Sering peneliti akan merekam wawancara dan mencatat untuk meneliti tema umum dari uraian tentang pengalaman.
D. Dokumen dan Artefak
Dokumen adalah arsip dari peristiwa masa lampau yang ditulis atau dicetak; mungkin catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen. Dokumen resmi meliputi dokumen internal, komunikasi untuk berbagai publik, siswa dan personil file, uraian program, dan data kelembagaan statistik. Di dalam teknik pengumpulan data interaktif, peneliti menemukan dokumen ini di lapangan atau seorang peserta menawarkan untuk berbagi arsip pribadi ini dengan peneliti. Dokumen boleh juga menyediakan informasi latar belakang di dalam suatu topik.
Dokumen adalah sumber data yang paling utama di dalam analisis konsep dan studi historis. Dokumen adalah pada umumnya dikatalogkan dan dipelihara di arsip, tempat penyimpanan koleksi naskah, atau perpustakaan. Koleksi ini tersebar di seluruh Amerika Serikat. Sebab koleksi-koleksi dokumen original, dokumen tidaklah diizinkan untuk dilepaskan dari arsip. Dokumen harus diletakkan oleh sejarawan, yang menggunakan indeks ke arsip, dan kemudian ijin harus diperoleh untuk bekerja bersama teks yang asli. Teknik kritik yang kaku diberlakukan bagi dokumen untuk memastikan keaslian. Dokumen lain mungkin koleksi pribadi disimpan oleh pribadi atau anggota keluarga; ini harus ditempatkan dan prosedur metodologis yang sama diterapkan.
Artifak adalah simbol dan objek bahan-bahan dari suatu peristiwa masa lampau atau sekarang, kelompok, orang, atau organisasi. Objek ini adalah kesatuan terukur yang mengungkapkan, proses sosial, maksud, dan nilai-nilai. Contoh dari simbol adalah logo dan maskot regu dan sekolah; beberapa contoh dari objek adalah ijazah, hadiah tanda peringatan, dan produk siswa seperti karya seni, dokumen, poster. Peneliti kualitatif lebih sedikit tertarik akan artifact dirinya sendiri dan lebih tertarik akan maksud yang ditugaskan pada artifact dan proses sosial yang memproduksi suatu artifact.
E. Teknik pengganti
Peneliti kualitatif mempekerjakan berbagai teknik pengganti untuk menyediakan penemuan yang terpercaya. Teknik pengganti adalah pendekatan terpilih ke bantuan menginterpretasikan, rumit, dari membenarkan data yang diperoleh dari observasi dan, wawancara yang mendalam, dokumen, artifak. Walaupun masing-masing dari teknik ini adalah suatu metode yang dengan sepenuhnya terpisah, mereka sering disatukan ke dalam riset kualitatif. Contoh dari teknik pengganti meliputi teknik visual, film Etnografi, dan penggunaan video, film, dan foto untuk menangkap kehidupan sehari-hari dari suatu kelompok yang ditelaah. Kinesik adalah studi dari pergerakan badan dan komunikasi nonverbal. Analisis dari penggunaan hubungan antar pribadi yang simbolis tentang ruang adalah proxemics. Suatu kelompok fokus adalah suatu interview kelompok dari delapan sampai lima belas individu yang terpilih yang berbagi karakteristik tertentu relevan untuk tujuan studi. Survei mungkin adalah suatu instrumen dibangun-peserta atau survei konfirmasi dari muncul penemuan peneliti.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kelemahan
1. Pengarang tidak rinci dalam membedakan antara teknik dengan metode. Pada awal tulisan ditulis teknik, sedangkan pada tulisan berikutnmya ditulis kata metode sehingga pengarang dinilai kurang konsisten.
2. Pengarang tidak mengklasifikasikan observasi secara rinci, pengarang hanya menyebutkan satu observasi yaitu observasi terstruktur.
3. Pengarang tidak menjelaskan secara terperinci mengenai rumus-rumus tentang validasi dan reabilitas dalam penelitian kuantitatif. Hal ini sangat diperlukan agar penelitian memiliki gambaran sebelum melakukan penelitian dan hasil penelitian lebih akurat.

2.2 Keuntungan
Pengarang secara umum menjelaskan tentang inkuiri kualitatif, teknik pengumpulan data kualitatif dan kauntitatif. i

2.3 Tanggapan
1. Model penelitian adalah cara yang digunakan secara umum dalam penelitian yang berhubungan dengan tujuan peneliti danobjek yang diteliti. teknik secara khusus oleh peneliti dalam mengumpulkan data atau mengolah data sehingga berhubungan langsung dengan operasional penelitiannya. Oleh karena itu, metode dan teknik berbeda dalam penerapannya. Perbedaan metode dengan teknik yaitu Metode bersifat rumusan tujuan dan objek penelitian sedangkan teknik merupakan cara atau alat yang digunakan dalam penelitian itu.
2. Menurut Sugiyono (2008: 310) observasi terdiri dari tiga macam yaitu:
a. Observasi partisipatif, yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.
b. Observasi terus terang atau tersamar, yaitu peneliti dalam mengumpulkan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti tidak terus terang dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu saat data yang dicari merupakan data rahasia.
c. Observasi tidak terstruktur, yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan ia teliti.
3. ETNOGRAFI
MENURUT:
 James MC. Milan dan Sally Scumacher
Suatu uraian atau dari suatu kebudayaan atau kelompok sosial.
 Prof. Syamsuddin dan Dr. Vismaia
Penelitian untuk menjelaskan dan menafsirkan budaya atau kelompok
sistem sosial.
 Prof. Ezmir
Penelitian yang mengkaji kelompok kelompok kultural secara utuh
dalam latar alami lewat prode waktu yang panjang dalam
pengumpulan dan obsevasi data.
 Prof. Lexi J. Moleong
Usaha untuk menguraikan kebudayaan dan aspek-aspek kebudayaan
4. FENOMENOLOGI
MENURUT:
 James MC. Milan dan Sally Scumacher
Merupakan suatu filsafat ilmu pengetahuan dan suatu model inkuiri serta
menjelaskan arti pengalam hidup.
 Prof. Syamsuddin dan Dr. Vismaia
Filasafat ilmu dan metode penelitian. Penelitian ini menjesalkan makna/
pengertian tentang pengalam hidup.
 Prof. Emir
Penelitian yang mengidentifikasikan “esensi” dari pengalaman manusia
yang dipandang sebagai fenomena, sebagaima dideskripsikan oleh para
partisipan dalam suatu studi
 Prof. Lexi J. Moleong
Suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang
Menurut para ahli pada teknik penelitian dalam penelitian ini adalah wawancara panjang
5. Grounded Theory ‘ Teori Mendasar’
Menurut:
 James MC. Milan dan Sally Scumacher
Penelitian deskripsi dan menganalisis fenomena teori yang mendasar untuk mengembangkan konsep secara mendetail dalam membentuk gagasan teoretis yang diawali dengan data.
 Prof. Syamsuddin dan Dr. Vismaia
Teori yang diperoleh secara deduktif dari penelitian tentang penomena yang dijelaskan, teori disusun, ditemukan, dan dibuktikan melalui pengumpulan data yang sistematis serta melalui analisis data yang berkenaan dengan fenomena tersebut.
 Prof. Emir
Penelitian untuk menghasilkan teori abstrak suatu proses, tindakan, atau interaksi secara umum yang berdasarkan pada pandangan para partisipan dalam suatu studi
 Prof. Lexi J. Moleong
Pendekan kualitatif yang mulanya untuk mengembangkan teori tentang
minat terhadap fenomena.
6. STUDI KASUS
MENURUT:
 James MC. Milan dan Sally Scumacher
Para peneliti masyarakat sebagai susunan yang sangat utama dengan kelas dan status, seperti ras, etnik, dan gender.
 Prof. Syamsuddin dan Dr. Vismaia
Penelitian yang mendalam tentang aspek yangmendetail yang dapat
menggunakan banyak sumber data untuk menjelaskan sebuah variabel atau
hal yang diteliti.
 Prof. Emir
Penelitian yang menelusuri secara mendalam program, kejadian, aktivitas,
proses, atau satu atau lebih individu, dan penelitian ini mengumpulkan
variasi prosedur pengumpulan data mealalui periode waktu yang cukup.
7. INKUIRI NON INTRAKTIF
MENURUT:
 James MC. Milan dan Sally Scumacher
Merujuk pada penelitian analisis, menyelidiki konsep dan peristiwa historis
melalui suatu analisis dokumen (dokumen sumber utama data)
 Prof. Syamsuddin dan Dr. Vismaia
Penelitian analisis, menyelidiki konsep, dan peristiwa historis melalui
analisis dokumen. Penelitian bisa mengidentifikasi, mempelajari, dan
selanjutnya mensintesis data untuk memberi pemahaman konsep atau
peristiwa lampau yang mungkin tidak bisa diobservasi secara langsung
8. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUALITATIF

James H. Mc Milan dan Sally Schumacher Prof. Syamsuddin AR dan Vismaia D Prof. Sugiono Prof. Moleyong

- Obsevasi partisipan
- Obsevasi bidang
- Wawancara mendalam
- Dokumen dan artipak
- Teknik tambahan - Observasi
- Tinjauan berbagai artifak dan dokumen
- Wawancara terbuka
- Obsevasi partisipan - Participant obsevasion
- In depth interview
- Dokumentasi
- Trigulasi - Pengumpulan dokumen
- Pengamatan bepeserta
- Wawancara tidak terstruktur dan informal
- Mencatat data dalam catatan lapangan secara intensif
- Menilai artefak





9. TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF
James H. Mc Milan dan Sally Schumacher Prof. Syamsuddin AR dan Vismaia D Prof. Sugiono Prof. Emir

- Obsevasi terstruktur
- Wawancara terstruktur
- Tes tertulis
Kuisoner
- Pernyataan pilihan
- Eksperimen
- Penelitian survei wawancara terstruktur
- Kuasi eksperimen
- Himpunan data - Kuesioner
- Observasi
- Wawancar tersrtuktur

- Survai
- Eksperiment























DAFTAR PUSTAKA


Arikonto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan KUantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.

Mc Milan, J. dan Schumacher, S. (2001). Research in education. New York: Longman.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Surakman, W. (1994) Pengantar Penetian Ilmu Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito

Syamsuddin, A.R. dan Damaianti, V. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar